29 Juni 2010

Kehidupan Ibrahim

Sesosok tubuh usang bau ompol terbangun dari kasur kesayangannya,bila tidak teringat pesan ibunya dikampung kalau dia dilahirkan untuk tujuan yang istimewa mungkin kasur itu masih melekat erat dengan tubuh Ibrahim yang kerap dipanggil dengan nama Ibra,Bra,Boim,Rahim,Miharbi,Dll.

Masa depannya terlihat cerah untuk saat ini karena kemarin pak pos memberinya uang seamplop tebal,krincing kronceng suara amplop itu,Ibunya ibra memang kreatif.Paling tidak hari ini ia terbebas masalah dari Orang TU,Ibu Soimah pebisnis dikantin sekolah dan dept collector yang seperti sahabat jahatnya karena hampir setiap hari orang ini menemuinya lalu mengancamnya dengan keris kerajaan.

Sudah hampir 6 bulan ibra ngekos di jambi,sudah banyak pelajaran hidup dan hal hal baru yang telah ia pahami,disaat mabuk berat sempat terfikir olehnya kenapa ia dilahirkan dikampung sungguh sangat disayangkan selama 16 tahun hidupnya telah disia siakan di tengah hutan ujarnya'.

Pukul 05.30 Waktu Indonesia Melarat, Seperti biasa terjadi keributan di kamar mandi umum yang tadinya tenang dan damai ketika sesosok tubuh usang datang bergabung untuk mengantri secara tidak adil dan tak senonoh,kontan saja membuat Alex ,Ujang,Panjul dan Randi yang masih byar byur berang karena ibra pipis tepat dilantai dimana teman teman kostnya menginjakkan kakinya dilantai antrian,Salam kehangatan temanku kata ibra dengan senyuman menawan tak lama kemudian senyuman itu tidak terlihat lagi Karena tubuhnya telah terikat kencang di tiang sumur,baru dilepaskan ketika semua teman temannya selesai mandi dan telah sukses menguras air sumur sampai kering dengan mesin sanyo,"hai Bra selamat mandi pasir kata teman temannya dengan bangga".Sungguh suatu berkah bisa menikmati suasana padang pasir ujar ibra membalas ejekan temannya.| Bersambung |



Artikel Terkait: