Liputan6.com, Kabul: Dugaan adanya kecurangan dalam Pemilu Presiden Afghanistan semakin menguat. Wakil khusus Perserikatan Bangsa-bangsa di Afghanistan Kai Eide menyatakan, kecurangan Pemilu Presiden Afghanistan cukup signifikan dan meluas. Demikian berita yang dilansir AFP, baru-baru ini.
Eide menyebutkan, sejumlah wilayah di selatan dan tenggara Afghanistan sebagai tempat yang banyak melakukan kecurangan. "Tingkat kecurangan saat ini sedang ditentukan", ujar dia. Ia pun mengklaim tingkat kecurangan mencapai 30 persen, meski belum ada jumlah pasti yang didapatkan.
Sejumlah pejabat luar negeri belum bersedia berkomentar. Namun, Karl Eikenberry, Duta Besar Amerika Serikat di Afghanistan dikabarkan telah melaporkan temuan utusan PBB tersebut kepada Presiden AS Barack Obama.
Dalam keterangan pers, pemerintah Gedung Putih mengakui Presiden Obama telah memberikan instruksi kepada Dubes AS untuk mengimplementasikan strategi baik militer ataupun sipil. Termasuk, menjajaki kerja sama dengan tokoh-tokoh Afghanistan. Uni Eropa sendiri menyatakan mendukung laporan tersebut.
Pada 20 Agustus silam, Afghanistan menggelar pemilu presiden pascainvasi Amerika Serikat 2001. Pemilu kali ini diikuti empat kandidat, yaitu Hamid Karzai (presiden yang sedang menjabat), Abdullah Abdullah, Ramazan Bashardost, dan Ashraf Ghani Ahmadzai. Hasil paling akhir dari pemilu Afghniastan menunjukkan, Hamid Karzai memperoleh sekitar 55 persen suara sedangkan pesaing terdekatnya Abdullah Abdullah mendapatkan 28 persen suara [baca: Karzai Menang, Kecurangan Banyak Ditemukan.
Artikel Terkait: