Tenda?
Ya, tenda.
Kemanapun bepergian, Qaddafi gemar mendirikan tenda untuk tidur dan menerima tamu. Ia seringkali tidak memilih hotel untuk tinggal. Ia sudah mendirikan tenda di kota-kota terkenal dunia seperti Paris, Moskow, atau Roma.
Di negara yang bersahabat dengan Libya, soal tenda ini tidak menjadi masalah. Tapi persoalannya berbeda saat ia berada di New York untuk berpidato di sidang Majelis Umum PBB.
Orang New York tidak terlalu suka dengan Qaddafi. Bukan cuma karena Amerika dan Libya itu tidak bersahabat selama beberapa dekade, tapi juga pembebasan tersangka pengebom pesawat di Lockerbie yang dibebaskan Inggris.
Jadi, saat mendengar Qaddafi hendak mendirikan tenda di Central Park New York, otoritas kota buru-buru menolak. Mereka tidak ingin ada tenda di taman di pusat kota itu.
Qaddafi sempat akan mendirikan tenda di Eaglewood, New Jersey, yang terletak di pinggiran New York. Tapi kembali keinginan mendirikan tenda di tanah milik pemerintah Libya ini ditolak pemerintah daerah.
Akhirnya pemecahan ditemukan.
Lewat perantara, pemerintah Libya menyewa sebuah rumah besar dengan halaman sangat luas di salah satu wilayah New York, Bedford. Si pemilik rumah--miliuner Donald Trump--tidak tahu siapa yang menyewa sampai kemudian ada tenda di didirikan di halaman rumah pada Selasa (22/9).
Pemerintah kota Bedford kaget tiba-tiba ada tenda besar di salah satu rumah. Mereka meminta tenda itu dibongkar karena tidak ada izin dan, jika tidak dibongkar, bakal membawa urusan ke pengadilan.
Sehari berikutnya, Rabu (23/9), tenda itu dibongkar. Di hari itu, pihak pemerintah kota Bedford siap mengajukan gugatan kepada Trump sebagai pemilik lahan.
Persoalan selesai?
Ternyata tidak. Tenda itu didirikan lagi pada Kamis (24/9).
Jaksa kota, Joel Sachs, pun terheran-heran. Ia mengajak dua polisi datang ke rumah itu dan mengatakan, jika sampai Jumat masih ada tenda, bakal ada panggilan pengadilan negara bagian.
Jumat (25/9), tenda itu memang benar dirobohkan dan dimasukkan dalam truk sewaan U-Haul. Tapi kemungkinan tenda itu dirobohkan bukan karena mereka takut gugatan, tapi karena Qaddafi--yang ternyata tidak pernah singgah di tenda yang diributkan itu--pergi ke Venezueala hari itu.
Di Venezuela, pada Sabtu (26/9) waktu setempat atau Minggu (27/9) waktu Indonesia, ia bakal bertemu Presiden Hugo Chaves. Di sana, Qaddafi tidak perlu resah soal tenda. Chaves mengatakan Qaddafi bisa mendirikan tenda di negeri telenovela itu tanpa persoalan.
Sumber: tempo.com
Artikel Terkait:
Berita
- Obama : Osama Bin Laden Tewas
- Obama Dikecam Dukung Masjid di Ground Zero
- Kopi Luwak Halal
- Ilmuan Canada Temukan Vaksin Anti HIV
- Bendera Usang AS Miliaran Rupiah
- Militer Korsel Panik Karena Balon
- Ahmadinejad Tuding Obama Campur Tangan
- Rekruitmen Prajurit Ala Marinir AS
- AS Sediakan 200 Ribu Lowongan Kerja Untuk Sopir Truk
- Penjahat Perang Bosnia Dipenjara Seumur Hidup
- Kan: Jepang Bisa Bangkrut
- Tingginya Tingkat Kriminalitas di Johannesburg
- Mig33 Ajak Pengguna Dukung KonservasiSatwa Langka
- Gila,Korut Daftarkan Striker Jadi Kiper
- Osamma Bin Laden Naik British Airways
- George Bush Mendapatkan Banyak Pujian Dari Facebook
- Google Digugat Lima Asosiasi Fotografer Amerika
- Turki Tangkap 32 Tersangka Anggota AL-Qaeda
- Serangan ke Berbagai Fasilitas Keamanan, 37 Tewas
- Lagi, 6 Pemicu Rusuh Antaretnis Dihukum Mati
- Facebook Ungguli MySpace di AS
- Pesawat AS Tanpa Awak Jatuh Di Afghanistan
- Pendeta Irlandia Yang Diculik Di Filipina Masih Hidup
- Utusan PBB: Kecurangan Pemilu Afghanistan Cukup Besar
- Kisah Sedih dari Lorong Bawah Tanah