Jerusalem - Polisi Israel dan pemrotes Arab bentrok, Ahad, di luar kompleks tempat suci bagi umat Muslim dan Yahudi di atas bukit di kota Tua Jerusalem, satu pekan setelah kerusuhan serupa mengganggu daerah tersebut.
Satu personil polisi Israel cedera dan tiga pemrotes Arab ditangkap dalam bentrokan pagi hari tersebut; sebanyak 150 orang Arab melemparkan batu dan botol ke arah pasukan keamanan Israel sebelum dibubarkan, demikian laporan harian setempat The Jerusalem Post.
Ketenangan sementara telah kembali ke daerah tersebut beberapa jam kemudian, saat pasukan keamanan Israel memperkuat kehadiran mereka dan melakukan tindakan keamanan di Kuta Tua tersebut dan sekitarnya, yang berada di Jerusalem Timur --milik Arab yang diklaim rakyat Palestina sebagai ibukota negara masa depan mereka.
Konflik itu tampaknya dipicu oleh keputusan pihak berwenang Israel untuk menutup pintu masuk buat pelancong dan orang yang mau beribadah ke tempat suci tersebut, yang dikenal dengan nama Al-Haram Asy-Syarif oleh umat Muslim, yang juga dikenal sebagai Bukit Kenisah.
Umat Muslim pada umumnya sholat di Masjid Al-Aqsha di dalam kompleks itu sampai umat Yahudi beribadah di Tembok Barat di luar kompleks tersebut.
Polisi Israel, sebagaimana dikutip, mengatakan mereka melakukan penutupan karena khawatir terjadi kerusuhan setelah warga Muslim setempat didesak agar berkumpul di kompleks itu dan melindunginya dari pengambil-alihan Yahudi.
Ketegangan terjadi saat sejumlah pelancong Yahudi dijadwalkan mengunjungi Jerusalem selama liburan satu pekan umat Yahudi di Sukkot, dan Kota Tua menjadi tujuan yang terkenal.
Kunjungan ke kompleks itu oleh orang Yahudi menyulut protes lisan dan bahkan fisik dari penduduk Muslim setempat. Tak lama menjelang Yom Kippur pekan lalu, sekelompok pelancong Yahudi memasuki kompleks itu dengan pengawalan polisi, yang akhirnya mengakibatkan bentrokan luas di seluru Jerusalem Timur, sehingga melukai lebih dari 30 orang.
Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), yang menguasai Jalur Gaza, mengecam Israel sehubungan dengan bentrokan tersebut, dan mengatakan, "Para pemimpin pendudukan akan memikul konsekuensi atas setiap peningkatan kerusuhan."
"Berlanjutnya persekongkolan Zionis terhadap Masjid Al-Aqsha dan Jerusalem adalah sumbu yang dapat menyulut seluruh wilayah itu," kata blok tersebut di parlemen Palestina dalam satu pernyataan.
Pemerintah Otonomi Palestina mengeluarkan pernyataan yang mendesak masyarakat internasional agar "segera turun-tangan dan membawa masalah Masjid Al-Aqsha tersebut ke Dewan Keamanan PBB".
Sumber : id.yahoo.com
Artikel Terkait: