10 Juni 2010

Tingginya Tingkat Kriminalitas di Johannesburg


JOHANNESBURG – Ada sisi berbeda selain keindahan di Johannesburg. Ya, tingkat kriminalitas di sana sangat tinggi sekali.

Tidak jauh berbeda seperti di Jakarta, hampir di semua pemberhentian lampu merah pasti ada yang meminta-minta, menawarkan barang atau sekadar selebaran.

Kalau ada yang membedakan dengan peminta- peminta di Jakarta adalah risikonya. Jika di Jakarta risikonya mobil tergores, di Johannesburg taruhannya adalah nyawa dan harta.

“Jangan salah, awalnya mereka hanya meminta-minta atau apalah. Tapi, begitu jendela mobil dibuka, bisa saja pistol, pisau akan mendarat di leher Anda dan meminta semua yang ada. Karena itu, tiap perempatan saya tak membuka jendela, ” terang Webster Jaricha.

Sebagian besar kemiskinan itu terlihat di kawasan -maaf- kulit hitam di daerah city center atau pusat kota. Di daerah ini pemulung, gelandangan adalah pemandangan biasa. Mereka tidak saja lalu lalang, tapi juga bergeletakan di taman-taman “kekuasaan” mereka. Di kawasan ini, pedagang kaki lima juga bertebaran.

“Kota ini tidak akan pernah-pernah bebas dari masalah kriminal karena kesenjangannya sangat keliatan, ” tambah Webster kepada Koran SI, Rabu (9/6/2010). Menurutnya, kemiskinan, perbedaan politik, warna kulit, masih bisa jadi pemicu ledakan konflik.

Meski, harus diakui, tidak meratanya kesejahteraan hampir terjadi di semua negara. Yang membedakan adalah dampak dari kesenjangan yang biasanya berujung pada protes dalam berbagai cara.

Tapi, inilah Johannesburg yang memiliki dua wajah berbeda yang tak pernah bisa dipisahkan selama perasaan berbeda itu ada.

Sumber : okezone



Artikel Terkait: