24 September 2009

Pembunuh Berantai Jack The Ripper


[Image]
Ini adalah sebuah informasi, yang kesimpulannya diserahkan kepada pembaca. Informasi berikut ini ditulis oleh kantor berita Associated Press pada 5 Mei 2007 lalu. Sejarawan Afrika Selatan yakin telah memecahkan misteri Jack the Ripper, penjahat Inggris yang membunuh beberapa wanita dan kasusnya sudah berlangsung seratus tahun lebih.
Charles van Onselen, sejarawan Afrika Selatan itu, mengatakan awalnya tidak yakin apakah akan mempublikasikan kesimpulannya soal siapa itu Jack the Ripper? Yang jelas, ia telah menemukan misteri Joseph Silver, kriminal internasional yang ditakuti dan juga meneror para wanita dan dijuluki sebagai “King of the Pimps” di Johannesburg, Afrika Selatan. Intinya, ia mengatakan bahwa Silver adalah Jack the Ripper.

Sejarawan ini sudah tahu bahwa akan ada yang mendebat balik, khususnya dari Inggris, negara yang ia sebut sebagai suka membuang para kiriminal, termasuk para penjahat yang beraksi pada 1888 di Whitechapel, sebuah lokasi di London. Ini adalah tahun dimana kasus Ripper mencuat.

Serangan seksual yang mengerikan di London itu, yang hanya diketahui dilakukan Jack the Ripper itu, tidak pernah terpecahkan itu menjadi salah satu warisan sejarah Inggris terbesar.

Van Onselen menerbitkan “The Fox and The Flies: The World of Joseph Silver, Racketeer and Psychopath” pada April lalu. Dan kisah di dalam tulisannya itu dianggap sebagai terpecahnya misteri Jack the Ripper.

Van Onselen, melakukan riset selama tiga puluh tahun, dan menyinggung kasus Ripper pada babak akhir, bab 25, yang ditulis dalam 36 bulan terakhir. Buku itu dianggap pengamat sebagai sebuah karya besar. Namun yang mengkritik juga banyak.

“Abaikan the Ripper,” kata seorang pengamat Inggris. Ia mengatakan kesimpulan itu lemah. Ada belasan orang yang kemungkinan menjadi Jack the Ripper yang sebenarnya. Lepas dari itu, Van Onselen, seorang penulis jago, mengambil kesimpulan dengan mulai meneliti sejarah kriminal di Afrika Selatan, bidang keahliannya. Ia menemukan nama Silver. Ia sedang meneliti perdagangan budak kulit putih dan menemukan nama Silver, penjahat utama di Johannesburg, dan paling berbahaya di Afrika Selatan. Silver, lahir di Kielce, Polandia pada 1868, dan tiba di Johannesburg pada 1898 dan dihukum karena perampokan. Silver pernah tinggal di London satu dekade sebelum tiba di Afrika Selatan.

Ada bukti bahwa Silver juga tinggal di Whitechapel, persis pada saat isu Ripper mencuat dan menghebohkan Inggris dan dunia saat itu. Dikatakan, banyak orang yang bisa dianggap sebagai Ripper sebenarnya. Namun tak satu pun dari mereka yang pernah terbukti bersalah dan tak satu pun yang dihukum. Salah satu yang disangka sebagai Ripper adalah warga miskin yang tinggal di Whitechapel, bernama Kosminski, sama seperti Silver, juga adalah seorang Yahudi Polandia.

Pada saat bersamaan, warga London berspekulasi bahwa pembunuh itu adalah seorang etnis Yahudi, yang kemudian menimbulkan ketakutan di kalangan Yahudi akan berjangkitnya sentimen anti-Yahudi di Inggris dan di Eropa. Tak lama setelah tiba di Johannesburg, Silver membuka sejumlah kafe, toko cerutu dan rumah bordil yang dilindungi polisi. Bisnisnya itu didukung oleh sebuah geng di New York, yang beranggotakan orang-orang Yahudi Rusia-Polandia.

Silver cukup cerdik. Ia pernah menulis surat ke beberapa media dengan berbagai nama alias, salah satunya Silver. Ia juga mengancam polisi lewat berbagai surat gelap. Di Johannesburg, Silver juga berperan sebagai informan polisi, sekaligus sebagai penjahat, dan juga melakukan serangkaian serangan seksual yang membuat Afrika Selatan menjadi heboh.

Van Onselen, putra seorang detektif, melacak Silver ke empat benua. “Saya tercengang, betapa mobile-nya pria ini,” kata Van Onselen. Silver hidup di banyak tempat. Dengan perjalanan kapal murah, Silver pernah menjelajahi Samudera Atlantik, dari Afrika Selatan menuju Buenos Aires, lalu ke Santiago, Paris, lanjut ke Brussels, dan berakhir di Polandia. Di Polandia, dia dieksekusi karena perannya sebagai mata-mata pada 1918. Van Onselen menekankan ada kesamaan kuat karakter antara subjek bukunya, yakni Silver dan Jack the Ripper, pelaku pembunuhan di Whitechapel, London. Keduanya sama-sama psikopat, dan sangat membenci wanita. Silver dan Ripper sama-sama pernah memiliki hubungan pahit dengan wanita sepanjang hidupnya.

“Dalam konteks kesamaan usia, kepribadian, penyakit mental, pola hidup, karakter pelaku pembunuhan itu adalah yang paling pas dari selama ini yang pernah ditemukan,” kata Van Onselen, yang bangga karena merasa bahwa dia telah membuat kesimpulan besar dan dengan tali temali yang paling penting, untuk menyimpulkan bahwa Silver adalah Ripper.



Artikel Terkait: