13 Oktober 2009

Mullah Omar Biang Kegagalan As Di Afganistan

[Image]
Sejarah dari petinggi Taliban, Mullah Muhammad Omar dan menyebutnya sebagai hal yang mengejutkan. Disebutkan bahwa dia mampu melakukan transformasi militer dalam sejarah modern.

Menurut surat kabar tersebut, setelah delapan tahun, Mullah Omar tetap menjadi sosok yang memusingkan dan menjadi tantangan keamanan bagi pemerintah AS dan membuat frustrasi banyak kalangan di Amerika Serikat.

Mantan pejabat CIA, Bruce Riedel, yang mengkoordinasikan revisi awal kebijakan di Afghanistan dengan pemerintah Pesiden Barack Obama pada musim semi lalu, mengatakan bahwa Mullah Omar adalah sosok yang mengejutkan.

Riedel mengatakan: “Dia adalah orang yang tidak banyak mengecap pendidikan formal dan bertemu dengan sedikit orang non-Muslim. Dan dia mencatatkan salah satu gebrakan militer yang paling luar biasa dalam sejarah modern dengan kembali memimpin pertempuran.”
Para pejabat AS memandang serius makna kembalinya Omar. Apakah Mullah Omar merupakan otak dibalik berbagai taktik cerdik Taliban dalam beberapa tahun terakhir, atau apakah ia mendapatkan bantuan dari intelijen Pakistan? Mungkinkah Taliban bersedia melakukan negosiasi, atau adakah kemungkinan jaringannya untuk dipecah-belah dan dilemahkan?

Pria yang menjadi pusat teka-teki kebijakan AS tersebut tetap menjadi sebuah misteri, dia menjadi tanda tanya besar bagi agen-agen intelijen dunia. Dia memiliki banyak “tanggal kelahiran”, pada tahun 1950, 1959, 1960 atau 1962. Dia bisa saja berada di dekat Quetta, Pakistan, atau di sebuah desa di Afghanistan. Tidak ada orang yang tahu pasti.

“Dia tidak mungkin beroperasi secara terbuka, ada terlalu banyak orang yang mencarinya, ditambah lagi dengan sebelah matanya yang hilang setelah bertempur dengan Soviet pada tahun 1980an membuat dirinya gampang dikenali,” kata Alex Strick van Linschoten, seorang penulis kelahiran Inggris yang tinggal di Kandahar, dimana pergerakan Mullah Omar dilahirkan.

“Hanya ada empat atau lima orang yang dapat mengirimkan pesan kepada Omar,” kata van Linschoten. “Dan ada lingkaran khusus orang-orang yang bisa mendapatkan akses kepada empat atau lima orang tersebut.”

Rahimullah Yusufzai, dari The News Internasional, sebuah surat kabar Pakistan, yang puluhan kali mewawancarai Mullah Omar sebelum tahun 2001, menyebut Omar sebagai seorang pria yang tidak banyak berkata-kata dan tidak terlalu banyak tahu mengenai isu-isu internasional. Namun reputasinya yang melegenda sebagai pejuang yang garang dalam menghadapi invasi Uni soviet pada tahun 1980an mengukuhkan kekuatannya.

“Para pengikutnya begitu mengaguminya, mempercayainya, dan bersedia mengorbankan nyawa untuknya,” kata Yusufzai. Meski para pejabat Taliban jarang melihatnya, namun Mullah Omar tetap menjadi sebuah inspirasi, acapkali mengirimkan surat dan rekaman suara kepada para komandan dan petarung di lapangan,” imbuh sang wartawan.

Dalam sebuah perkiraan yang disampaikan oleh Jenderal Stanley McChrystal, komandan tertinggi AS di Afghanistan, disebutkan bahwa Taliban adalah bagian terpenting dari gerakan perlawanan yang berkoordinasi dengan kelompok-kelompok yang dipimpin oleh dua panglima perang yang terkemuka. Dia menyimpulkan bahwa gerakan perlawananlah yang saat ini mengambil inisiatif, dan secara keseluruhan, situasi di lapangan semakin memburuk.”

Hal itu sejalan dengan pernyataan Mullah Omar baru-baru ini yang menyatakan bahwa Taliban tengah mendekati dan berada di gerbang kemenangan.

Taliban menerjunkan pasukan dalam kelompok-kelompok gerilya kecil dan meningkatkan penggunaan bahan peledak yang telah dikembangkan (IED). Kelompok perlawanan tersebut telah mengembangkan operasi militer dari markas Taliban di selatan menjadi ke sebelah utara dan barat negara tersebut, hal itu memaksa NATO untuk memecah pasukan dalam unit-unit yang beranggotakan pasukan dalam jumlah yang lebih kecil.

Keputusan yang diambil dari hari ke hari dilakukan oleh para wakil Mullah Omar, khususnya Mullah Abdul Ghani Baradar, seorang komandan berkemampuan tinggi yang pragmatis. Dialah yang mengorganisir pertemuan dengan para pemimpin Taliban, kata para analis.

Mullah Omar mengepalai Rahbari Syura Taliban, atau dewan kepemimpinan, seringkali disebut Quetta Syura sejak direlokasi ke kota Pakistan tersebut pada tahun 2002. Syura tersebut beranggotakan para komandan Taliban.

Dalam perkiraannya, Jenderal McChrystal menuliskan bahwa dewan tersebut melakukan sebuah tinjauan ulang setiap akhir tahun, dimana setelah itu, Mullah Omar mengumumkan panduan dan tujuan untuk tahun berikutnya.

Thomas E. Goutierre, direktur pusat studi Afghanistan di Universitas Nebraska, Omaha, mengatakan bahwa sebagai sosok yang simbolis, Omar adalah sebuah kekuatan sentrifugal bagi Taliban. Ia menambahkan bahwa Omar memiliki peranan yang mirip dengan Osama bin Laden di Al Qaeda.



Artikel Terkait: